LOGIN FORM

Forgot Password Forgot Email
Home > News > Ramai-ramai Menghidupkan Model Lama
News
Sudah dibaca 672 kali
Kamis, 14 Jul 2022 07:01
Ramai-ramai Menghidupkan Model Lama
Posted by :

Belakangan ini tersiar kabar cukup ramai tentang beberapa merk audio yang mengeluarkan model baru tetapi dengan memakai nama produk lama mereka atau nama baru tetapi dengan mengangkat ‘tema’ lama  - menghidupkan kembali kejayaan model modelnya yang dulu pernah ngetop, bahkan melegenda. Mereka seperti tengah ingin melakukan reinkarnasi modelnya ini.

JBL misalnya, membawa kembali model L100 Classic yang pernah ngetop di tahun 1970-an. Lalu  Sonus Faber mengeluarkan model Extrema yang ngetop  di tahun 1991; Spendor mengembangkan desain BC1 tahun 70-an-nya  yang terkenal itu untuk kemudian ditampilkan dalam model terbarunya, Classic 1/2 yang tak kalah menarik dengan BC1. Wharfedale menghidupkan kembali Linton 1965 yang sangat populer, lengkap dengan kata  ‘Warisan’ dalam kalimat di promosi iklannya.  Mission  pun  baru-baru ini menghidupkan kembali model 770 standmounter yang usianya sudah bisa dikatakan masuk dalam ‘lima dekade’.

                                                       JBL L 100 Classic

Bagaimana designer merk-merk ini menghidupkan kembali ‘roh’ dari model model lamanya ini? Apa yang diperlukan untuk dapat sukses dalam memilih, merancang, dan merekayasa ikon  ini? Untuk tahu hal ini,  kami berbicara kepada orang-orang yang terlibat dalam usaha pengembalian ikon ini

Evolusi dan kontinuitas

Pertama,  pilihlah model mana yang akan dihidupkan kembali. Demikian menurut Jim Garrett, direktur senior strategi & perencanaan produk Harman Luxury Audio. Jim mengatakan “Model ini harus  yang pernah sukses di masa lalu, terkenal dan dicintai di kalangan konsumen.”

                                                                             Extrema - Sonus Faber

Ya, memang yang utama, produk ini haruslah yang pernah sukses di pasar, bahkan dikatakan yang terlaris. Kita ingat, di tahun 1970-an JBL L100 menjadi model terlaris dalam sejarah merek dan model ini. Merk ini pun sempat populer karena menampilkan iklan Maxell tahun 80-an yang terkenal itu, di mana pendengarnya  benar-benar terpesona oleh suaranya. Maka bisa dibilang memilih model ini untuk makeover merupakan tugas  mudah bagi tim Garrett.

Bagi Peter Comeau, direktur Acoustic Design for Mission, Wharfedale dan keluarga merek IAG, usaha menghidupkan ikon ini juga merupakan sebuah  usaha untuk kembali mendapat pengakuan dan menambah daya tarik massa.

                                                    Wharfedale Linton 1965

“Apa yang saya cari secara khusus adalah desain dari katalog merek kami yang menawarkan sesuatu yang berbeda atau istimewa kepada pembeli, baik dalam hal kualitas nada yang menarik bagi banyak pelanggan (misalnya Wharfedale Linton), atau teknologi yang menawarkan sebuah terobosan kinerja akustik yang nyata (misalnya Mission 770),” katanya.

Disini mereka memang harus dapat benar-benar menghidupkan kembali model yang menjadi ikon ini, khususnya dalam upaya memperkenalkannya kepada para pemain baru, dengan tetap mempertahankan esensi aslinya. Jadi, modelnya baru, tetapi tetap  memanfaatkan dan mewujudkan beberapa aspek lama. Bisa dikatakan, modelnya dan isinya termasuk modern, tetapi tampak desainnya terasakan berbau retro yang sangat dalam.

Mission 770

 

Bijaknya Cara lama

Menurut Comeau, memanfaatkan sebuah desain yang usianya lebih tua sebenarnya dapat menguntungkan dalam  engineering sebuah speaker: “Estetika desain yang lebih tua seringkali memberikan keuntungan bagi perancang speaker. Misalnya, kabinetnya lebih besar dengan bafel yang lebih lebar seperti terlihat di speaker tahun 70-an dan 80-an. Ini memperlihatkan sebuah  dinamika yang unggul dan respon daya yang lebih baik di dalam ruangan dibandingkan dengan desain ultra-ramping saat ini.” Kata Comeau.

“Untuk Sonus Faber Ex3ma, kami ingin tetap berpegang pada konsep asli dengan monocoque super kuat (aslinya dibuat di MDF), sebagai pusat speaker, dan mempertahankan sisi kayu yang solid,” kata Livio Cucuzza , chief design officer di McIntosh Group Inc, pemilik merek Sonus.

Campuran jelas

Comeau juga menyoroti bahwa  meniru tampilan aslinya tidak semudah memasukkan teknologi baru ke dalam desain kabinet lama lalu berharap hasil kerjanya  bagus.

“ Wharfedale Linton, gril depannya punya estetika  sangat menarik dan membuatnya disenangi pembeli pada masa itu seperti halnya saat ini,” jelasnya. “[Tetapi] gril inset itu menimbulkan masalah di pantulan dari tepi kabinet yang menyebabkan terjadinya penurunan kualitas midrange atas dan treble, sehingga kami perlu melakukan pemodelan ulang di bentuk gril untuk menghaluskannya dan memberikan kinerja akustik yang optimal. Hasilnya, Linton terdengar paling baik dengan gril yang dipasang, bahkan di sisi estetika pun menurut kami lebih disukai pembeli.”

                                                     Classic 1/2 Spendor

 

Garrett dari JBL juga mencatat bahwa membuat ulang gril  di model baru ini adalah sebuah tantangan: “Gril busa Quadrex mungkin terlihat paling ikonik dari desain L100 original”katanya.

Tentu saja,  kunci  sukses dari usaha membangkitkan kembali speaker lama ke dalam model yang baru ini pada akhirnya ditentukan oleh  bagaimana kualitas suaranya. Apakah memang bisa menghidupkan kembali kenangan manis akan menariknya suara di model lama itu, plus menambah apa yang dulu masih menjadi kekurangan di suaranya. Bagaimana mereka memperhatikan betul kualitas suara ini?

 

 (secara lengkap, dapat anda simak ulasannya di WhatHiFi Indonesia edisi XIV/III/2022)

 

0 Chat
Load More Comment
Latest News
D'Audio Akan Menurunkan Flagshipnya di IHEAC Show 2024
Inilah Logo IHEAC Audio Video Show 2024
Perhelatan IHEAC Audio Video Show 2024, Digelar Desember 2024
Butik Baru di PIK 2 : Focal Powered by Naim
IHEAC Bertandang ke Horn Studio
Popular News
Sambutan dari Ketua Paguyuban Iheac
IHEAC Audio Video Show 2019 Resmi Dibuka
Pembubaran Panitia IHEAC Audio Video Show 2019
Avantgarde Trio G 3 : Turun di IHEAC Show 23
Meeting (Juni) IHEAC Show 23 : Rencana Pra Pameran
Latest Chat
Jelang IHEAC Audio Video Show 2022
Turntable Murmer IKEA
Beda kualitas suara analog dan digital
Contoh RT-60
Bermain Analog Player mempunyai sukacita tersendiri.