suasana penjurian
Kesungguhan IHEAC (Indonesia High End Audio Club) untuk ikut menumbuh-kembangkan dunia DIY (Do It Yourself) di tanah air, di tahun ini dibuktikan dengan ikut menyelenggarakan salah satu bentuk “pesta” ala DIYers; Blind Test. Terkesan dikelola secara profesional dan well-organized, Blind Test pada 18 April 2009 ini dilaksanakan di lokasi yang tak seperti biasanya… di sebuah restoran.
Ya, Blind Test dengan tema amplifier tabung single-ended ini diselenggarakan di Bakmi Margonda di jalan Haji Agus Salim (d/h Sabang), Jakarta Pusat. Dengan dilaksanakan di sebuah restoran, panitia Blind Test tak perlu repot lagi mengurus soal konsumsi, karena semua sudah diurus pihak restoran. Panitia Blind Test cukup membagikan kupon makan-minum kepada panitia, peserta, dan pengunjung Blind Test, maka dijamin tak ada lagi masalah dengan urusan perut. Pintar juga. Berbeda dengan Blind Test sebelumnya, kali ini juga diberikan penghargaan Best Built Quality untuk amplifier dengan kualitas tampilan/fisik terbaik. Hal ini menurut panitia untuk mendorong DIYers agar lebih serius dalam menghasilkan karyanya, dan diharapkan akan mengangkat citra DIY.
Mas Subono dan pak Ari, operator dibelakang layar
Dimulai sesuai jadwal jam 11:00 dan berakhir sekitar jam 16:30, Blind Test kali ini pun berlangsung sukses dan seru, meski sebelumnya tak ada publikasi di media masa. Andai jumlah peserta Blind Test tak dibatasi maksimal 15 amplifier, barangkali panitia bakal kewalahan mengurus banyaknya pengunjung Blind Test kali ini. Toh, ada beberapa yang “nekat” membawa amplifier miliknya untuk ikut berlaga, meski tak mendaftar sebelumnya dan jumlah peserta sudah mencapai 15. Maka Arif Wicaksono pun menarik mundur amplifier Sophia 206 miliknya untuk memberi kesempatan kepada “muka baru” ikut dalam Blind Test kali ini. Satu peserta lagi, amplifier PE06 milik Artawan juga mundur karena gangguan teknis, dan memberikan kesempatan kepada DIYer lain yang datang membawa amplifier-nya ke lokasi.
Finalis bapak Ado-Gunawan dan Tjahjo,
(bersambung)